Kedalaman
merupakan parameter yang penting dalam memecahkan masalah teknik berbagai
pesisir seperti erosi. Pertambahan stabilitas garis pantai, pelabuhan dan
kontraksi, pelabuhan, evaluasi, penyimpanan pasang surut, pergerakan,
pemeliharaan, rute navigasi (Roonawale et al, 2010).
Batimetti
(dari bahasa Yunani. Barus, berarti kedalam dan ukuran) adalah ilmu yang
mempelajari kedalaman di bawah air dan studi tentang tiga dimensi lantai
samudra atau danau. Sebuah peta gatimetri umumnya menampilkan relief pantai
atau daratan dengan garis-garis kontor (Contor lines) yang disebut kontor
kedalaman (depth contous atau subath) (Aridianto, 2010).
Menurut
Ariana (2002) faktor-faktor yang mempengaruhi kedalaman adalah batimetri.
batimetri adalah ukuran tinggi rendahnya dasar laut. Perubahan kondisi
hidrografi di wilayah perairan laut dan pantai di samping disebabkan oleh
fenomena perubahan penggunaan lahan di wilayah tersebut dan proses-proses yang
terjadi di wilayah hulu sungai. Terbawanya berbagai material partikel dan
kandungan oleh aliran sungai semakin mempercepat proses pendangkalan di
perairan pantai.
Kedalaman
perairan sangat berpengaruh terhadap kualitas air pada lokasi tersebut. Lokasi
yang dangkal akan lebih mudah terjadinya pengadukan dasar akibat dari pengaruh
gelombang yang pada akhirnya kedalaman perairan lebih dari 3 m dari pengaruh
gelombang yang pada akhirnya kedalaman perairan lebih dari dasar jaring
(Setiawan, 2010) .
Berdasarkan
kedalamannya, wilayah perairan laut terdiri dari empat zona, yaitu :
1. Zona Litoral, yaitu wilayah
antara garis pasang dan garis surut air laut. Wilayah ini kadang-kadang kering
pada saat air laut surut dan tergenang pada saat air laut mengalami pasang.
Zona litoral biasanya terdapat di daerah yang pantainya landai.
2. Zona Neritik, adalah daerah
dasar laut yang mempunyai kedalaman rata-rata kurang dari 200 meter. Contohnya
wilayah perairan laut dangkal di Paparan Sunda dan Paparan Sahul di wilayah
perairan Indonesia. Seperti Laut Jawa, Selat Sunda dan Laut Arafuru.
3. Zona Batial, adalah wilayah
perairan laut yang memiliki kedalaman antara 200 meter – 1.800 meter.
4. Zona Abisal, adalah wilayah
perairan laut yang memiliki kedalaman lebih dari 1.800 meter. Contohnya Palung
Laut Banda (7.440meter) dan Palung Laut Mindanao (10.830 meter).
2.2
Zona Litoral
Zona Litoral yaitu wilayah
antara garis pasang dan garis surut air laut. Wilayah ini kadang-kadang kering
pada saat air laut surut dan tergenang pada saat air laut mengalami pasang.
Zona litoral biasanya terdapat di daerah yang pantainya landai.
Zona litoral adalah bagian
dari laut, danau atau sungai yang dekat dengan pantai. Dalam lingkungan pesisir
zona pesisir memanjang dari tanda air yang tinggi
, yang jarang terendam, untuk daerah pantai yang secara permanen terendam. Ini
selalu mencakup ini zona intertidal
dan sering digunakan untuk berarti sama dengan zona intertidal. Namun, arti
dari "zona litoral" dapat meluas melewati zona intertidal.
Tidak ada definisi tunggal. Apa yang dianggap
sebagai sepenuhnya dari zona pesisir, dan cara zona pesisir dibagi menjadi
subregional, bervariasi dalam konteks yang berbeda (danau dan sungai memiliki
definisi sendiri). Penggunaan istilah juga bervariasi dari satu bagian dunia
yang lain, dan antara berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, komandan militer
berbicara di teritori dengan cara yang sangat berbeda dari ahli biologi laut.
Para agecency air memberikan sejumlah karakteristik khas untuk daerah pesisir.
Para erosif
daya hasil air jenis tertentu dari bentang alam
, seperti bukit pasir
, dan muara
.
Gerakan
alami dari litoral sepanjang pantai disebut melayang pesisir
. Secara biologis, tersedianya air memungkinkan berbagai yang lebih besar dari
kehidupan tanaman dan hewan, dan terutama pembentukan luas lahan
basah . Selain itu, lokal tambahan kelembaban
karena penguapan biasanya menciptakan iklim mikro
yang mendukung jenis yang unik dari organisme. Kata "litoral"
digunakan baik sebagai kata benda
dan kata sifat
.
Ini
berasal dari bahasa Latin
litus kata benda, litoris, yang berarti "pantai". (The
dua kali lipat 't' adalah inovasi akhir abad pertengahan dan kata kadang-kadang
terlihat pada ejaan yang lebih klasik yang tampak 'litoral'.)
2.3 Zona Neritik
Zona
neritik adalah zona laut yang memiliki kedalaman dangkal kurang dari 200 meter.
Zona neritik ini adalah zona indah primadona dengan aneka ragam terumbu karang
sekaligus tempat bekumpulnya ikan-ikan. Zona neritik adalah wilayah laut mulai
zona pasang surut sampai kedalaman 200 meter, zona ini sering disebut wilayah
laut dangkal. Ciri-ciri zona neritik
diantaranya :
a.
Sinar matahri masih
menembus dasar laut
b.
Kedalamannya ±200 m
c.
Bagian paling banyak
terdapat ikan dan tumbuhan laut
Zona neritik berada di paparan benua yang dihuni
oleh biota laut yang berbeda dengan zona oseanik karena :
a. Kandungan
zat hara di mintakat neritik melimpah.
b. Sifat
kimiawi perairan neritik berbeda dengan perairan oseanik karena berbeda-bedanya
zat-zat terlarut yang dibawa ke laut dari daratan.
c. Perairan
neririk sangat berubahubah, baik dalam waktu maupun dalam ruang, jika
dibandingkan dengan perairan oseanik. Hal ini dapat terjadi karena dekatnya mintakat
ini dengan daratan dan adanya tumpahan berbagai zat terlarut dari darat ke
laut.
d. Penembusan
cahaya, kandungan sedimen dan energi fisik dalam kolom air berbeda antara
mintakat neritik dan mintakat oseanik.
2.4 Zona Batial
Zona Bathyal (wilayah laut dalam), adalah wilayah
laut yang memiliki kedalaman antara 150 hingga 1800 meter. Wilayah ini tidak
dapat ditembus sinar matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya tidak
sebanyak yang terdapat di zona neritic.
Zona
batial laut dimulai dari batas bawah dari rak
(biasanya 130-200 m) atas dasar lereng, yang terletak di kedalaman rata-rata
2000 m zona ini ditandai dengan air yang tenang, tidak adanya cahaya, hewan
hidup sangat miskin dan pengaruh yang lemah tanah dengan proses yang terjadi
dalam lingkungan. Dengan tidak adanya cahaya di sana, tidak ada tanaman. Dalam
bentuk batialnej zona (hemipelagicznej) sebuah penyelesaian batialne
hemipelagicznymi juga disebut sedimen.
2.5 Zona Abisal
Zona abisal adalah suatu
zona di dasar laut
yang amat dalam, dimulai dari kedalaman 1000
meter sampai 6000
meter. Zona ini termasuk kedalam lubuk laut
dan palung laut.Tekanan air laut sudah besar sehingga hanya sedikit binatang-binatang laut yang
dapat hidup di zona ini. Binatang laut yang dapat hidup di zona ini cenderung pipih
dan panjang.
Tepat
di atas zona abisal ni terdapat zona bathyal,
daerah yang terakhir mendapatkan cahaya dimana sebagian besar kehidupan laut
itu ada. Sedangkan tepat dibawah zona abisal yaitu zona hadal,
daerah yang diliputi oleh kegelapan abadi. Materi sedimentasi sangat halus,
berupa sejenis lumpur
yang kemerah-merahan dan terdiri dari hancuran diatomea
dan radiolaria,
karena dalam kedalaman sekitar 3000 meter kerangkan lokan
pun sebelum mencapai dasar laut telah hancur dan larut.
Dikarenakan
tekanan air di zona abisal ini bertambah satu atmosfer
setiap kedalaman 33
kaki,
hewan
di zona abisal harus mampu menahan tekanan jumlah besar. Tekanan ini membuat
sangat sulit bagi manusia
untuk mengeksplorasi laut dalam. Contoh binatang yang dapat hidup di zona
abisal ini adalah cumi-cumi
raksasa.
Karakteristik
dari zona ini antara lain cahaya, tekanan, suhu, oksigen, dan makanan. Karena
sangat dalam dan gelap, lapisan abysal tidak mendapat cahaya. Sehingga sebagian
besar dari makhluk hidup di lapisan ini memiliki tubuh yang menghasilkan cahaya
biru-hijau (bioluminescence). Selain itu, mereka juga memiliki mata yang lebih
besar untuk menangkap cahaya lebih banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar