Senin, 08 Oktober 2012

Kedalaman dan Zonasi Lingkungan Laut

Kedalaman merupakan parameter yang penting dalam memecahkan masalah teknik berbagai pesisir seperti erosi. Pertambahan stabilitas garis pantai, pelabuhan dan kontraksi, pelabuhan, evaluasi, penyimpanan pasang surut, pergerakan, pemeliharaan, rute navigasi (Roonawale et al, 2010).
Batimetti (dari bahasa Yunani. Barus, berarti kedalam dan ukuran) adalah ilmu yang mempelajari kedalaman di bawah air dan studi tentang tiga dimensi lantai samudra atau danau. Sebuah peta gatimetri umumnya menampilkan relief pantai atau daratan dengan garis-garis kontor (Contor lines) yang disebut kontor kedalaman (depth contous atau subath) (Aridianto, 2010).
Menurut Ariana (2002) faktor-faktor yang mempengaruhi kedalaman adalah batimetri. batimetri adalah ukuran tinggi rendahnya dasar laut. Perubahan kondisi hidrografi di wilayah perairan laut dan pantai di samping disebabkan oleh fenomena perubahan penggunaan lahan di wilayah tersebut dan proses-proses yang terjadi di wilayah hulu sungai. Terbawanya berbagai material partikel dan kandungan oleh aliran sungai semakin mempercepat proses pendangkalan di perairan pantai.
Kedalaman perairan sangat berpengaruh terhadap kualitas air pada lokasi tersebut. Lokasi yang dangkal akan lebih mudah terjadinya pengadukan dasar akibat dari pengaruh gelombang yang pada akhirnya kedalaman perairan lebih dari 3 m dari pengaruh gelombang yang pada akhirnya kedalaman perairan lebih dari dasar jaring (Setiawan, 2010) .
Berdasarkan kedalamannya, wilayah perairan laut terdiri dari empat zona, yaitu :
1.      Zona Litoral, yaitu wilayah antara garis pasang dan garis surut air laut. Wilayah ini kadang-kadang kering pada saat air laut surut dan tergenang pada saat air laut mengalami pasang. Zona litoral biasanya terdapat di daerah yang pantainya landai.
2.      Zona Neritik, adalah daerah dasar laut yang mempunyai kedalaman rata-rata kurang dari 200 meter. Contohnya wilayah perairan laut dangkal di Paparan Sunda dan Paparan Sahul di wilayah perairan Indonesia. Seperti Laut Jawa, Selat Sunda dan Laut Arafuru.
3.      Zona Batial, adalah wilayah perairan laut yang memiliki kedalaman antara 200 meter – 1.800 meter.
4.      Zona Abisal, adalah wilayah perairan laut yang memiliki kedalaman lebih dari 1.800 meter. Contohnya Palung Laut Banda (7.440meter) dan Palung Laut Mindanao (10.830 meter).

2.2 Zona Litoral
Zona Litoral yaitu wilayah antara garis pasang dan garis surut air laut. Wilayah ini kadang-kadang kering pada saat air laut surut dan tergenang pada saat air laut mengalami pasang. Zona litoral biasanya terdapat di daerah yang pantainya landai.

Zona litoral adalah bagian dari laut, danau atau sungai yang dekat dengan pantai. Dalam lingkungan pesisir zona pesisir memanjang dari tanda air yang tinggi , yang jarang terendam, untuk daerah pantai yang secara permanen terendam. Ini selalu mencakup ini zona intertidal dan sering digunakan untuk berarti sama dengan zona intertidal. Namun, arti dari "zona litoral" dapat meluas melewati zona intertidal.
 Tidak ada definisi tunggal. Apa yang dianggap sebagai sepenuhnya dari zona pesisir, dan cara zona pesisir dibagi menjadi subregional, bervariasi dalam konteks yang berbeda (danau dan sungai memiliki definisi sendiri). Penggunaan istilah juga bervariasi dari satu bagian dunia yang lain, dan antara berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, komandan militer berbicara di teritori dengan cara yang sangat berbeda dari ahli biologi laut. Para agecency air memberikan sejumlah karakteristik khas untuk daerah pesisir. Para erosif daya hasil air jenis tertentu dari bentang alam , seperti bukit pasir , dan muara .
Gerakan alami dari litoral sepanjang pantai disebut melayang pesisir . Secara biologis, tersedianya air memungkinkan berbagai yang lebih besar dari kehidupan tanaman dan hewan, dan terutama pembentukan luas lahan basah . Selain itu, lokal tambahan kelembaban karena penguapan biasanya menciptakan iklim mikro yang mendukung jenis yang unik dari organisme. Kata "litoral" digunakan baik sebagai kata benda dan kata sifat .
Ini berasal dari bahasa Latin litus kata benda, litoris, yang berarti "pantai". (The dua kali lipat 't' adalah inovasi akhir abad pertengahan dan kata kadang-kadang terlihat pada ejaan yang lebih klasik yang tampak 'litoral'.)

2.3 Zona Neritik
Zona neritik adalah zona laut yang memiliki kedalaman dangkal kurang dari 200 meter. Zona neritik ini adalah zona indah primadona dengan aneka ragam terumbu karang sekaligus tempat bekumpulnya ikan-ikan. Zona neritik adalah wilayah laut mulai zona pasang surut sampai kedalaman 200 meter, zona ini sering disebut wilayah laut dangkal. Ciri-ciri zona  neritik diantaranya :
a.          Sinar matahri masih menembus dasar laut
b.         Kedalamannya ±200 m
c.          Bagian paling banyak terdapat ikan dan tumbuhan laut
Zona  neritik berada di paparan benua yang dihuni oleh biota laut yang berbeda dengan zona oseanik karena :
a.       Kandungan zat hara di mintakat neritik melimpah.
b.      Sifat kimiawi perairan neritik berbeda dengan perairan oseanik karena berbeda-bedanya zat-zat terlarut yang dibawa ke laut dari daratan.
c.       Perairan neririk sangat berubahubah, baik dalam waktu maupun dalam ruang, jika dibandingkan dengan perairan oseanik. Hal ini dapat terjadi karena dekatnya mintakat ini dengan daratan dan adanya tumpahan berbagai zat terlarut dari darat ke laut.
d.      Penembusan cahaya, kandungan sedimen dan energi fisik dalam kolom air berbeda antara mintakat neritik dan mintakat oseanik.

2.4  Zona Batial
Zona Bathyal (wilayah laut dalam), adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman antara 150 hingga 1800 meter. Wilayah ini tidak dapat ditembus sinar matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya tidak sebanyak yang terdapat di zona neritic.
Zona batial laut dimulai dari batas bawah dari rak (biasanya 130-200 m) atas dasar lereng, yang terletak di kedalaman rata-rata 2000 m zona ini ditandai dengan air yang tenang, tidak adanya cahaya, hewan hidup sangat miskin dan pengaruh yang lemah tanah dengan proses yang terjadi dalam lingkungan. Dengan tidak adanya cahaya di sana, tidak ada tanaman. Dalam bentuk batialnej zona (hemipelagicznej) sebuah penyelesaian batialne hemipelagicznymi juga disebut sedimen.

2.5 Zona Abisal
Zona abisal adalah suatu zona di dasar laut yang amat dalam, dimulai dari kedalaman 1000 meter sampai 6000 meter. Zona ini termasuk kedalam lubuk laut dan palung laut.Tekanan air laut sudah besar sehingga hanya sedikit binatang-binatang laut yang dapat hidup di zona ini. Binatang laut yang dapat hidup di zona ini cenderung pipih dan panjang.
Tepat di atas zona abisal ni terdapat zona bathyal, daerah yang terakhir mendapatkan cahaya dimana sebagian besar kehidupan laut itu ada. Sedangkan tepat dibawah zona abisal yaitu zona hadal, daerah yang diliputi oleh kegelapan abadi. Materi sedimentasi sangat halus, berupa sejenis lumpur yang kemerah-merahan dan terdiri dari hancuran diatomea dan radiolaria, karena dalam kedalaman sekitar 3000 meter kerangkan lokan pun sebelum mencapai dasar laut telah hancur dan larut.
Dikarenakan tekanan air di zona abisal ini bertambah satu atmosfer setiap kedalaman 33 kaki, hewan di zona abisal harus mampu menahan tekanan jumlah besar. Tekanan ini membuat sangat sulit bagi manusia untuk mengeksplorasi laut dalam. Contoh binatang yang dapat hidup di zona abisal ini adalah cumi-cumi raksasa.
Karakteristik dari zona ini antara lain cahaya, tekanan, suhu, oksigen, dan makanan. Karena sangat dalam dan gelap, lapisan abysal tidak mendapat cahaya. Sehingga sebagian besar dari makhluk hidup di lapisan ini memiliki tubuh yang menghasilkan cahaya biru-hijau (bioluminescence). Selain itu, mereka juga memiliki mata yang lebih besar untuk menangkap cahaya lebih banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar